Nur Anjung~~

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized bananaclub07.blogspot.com.

Nur Anjung~~

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized bananaclub07.blogspot.com.

Nur Anjung~~

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized bananaclub07.blogspot.com.

Nur Anjung~~

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized bananaclub07.blogspot.com.

Nur Anjung~~

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized bananaclub07.blogspot.com.

Nur Anjung~~

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized bananaclub07.blogspot.com.

Nur Anjung~~

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized bananaclub07.blogspot.com.

Nur Anjung~~

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized bananaclub07.blogspot.com.

Wednesday, June 22, 2011

koleksi gambar2.. :)






Tuesday, June 21, 2011

ON THE BOAT.. :)




POWER PLANT & OIL AND GAS



tempat kerja saya....













Monday, June 20, 2011

atas nama...cintadan pengorbanan...

assalamualaikum.... kepada anda semua...  pembuka tirai akan setiap apa yang berlaku didalam blog saya... terimakasih kerana sudi melayari~,.  setiap apa yang berlaku didalam dunia ini segalanya tanpa kita ketahui tarikh dan masa nya~ akan tetapi apa yang berlaku disebalik tabir tirai hidup saya, seharus nya menjadi pengajaran buat anda semua... kesedihan,keceriaan,kegembiraan semua itu terletak pada diri kita untuk melaksanakannya.. sehinnggalah pada suatu ketika~~  hadir bidadari didalam hidup dan menjadi lambang kebahagiaan yang terpatri dengan seribu kemanisan.. di anugerakan wanita yang cukup pandai mengambil hati.. lantaran sifat nya yang lembut dan penuh dengan ketulusan hati bagi setiap tingkahlaku nya..

namun begitu kuasa ALLAH SWT tiada tandingan, akibat mencabar dan terlalu angkuh dengan jatidirinya, maka di anggapkan rumah allah ( tanah haram ) itu adalah tempat yang sewenang2 nya dia melangkah.. sebelum melangkah dan pergi hati ini berat untuk melepaskan.. namun tiadalah insan ini kejam untuk melarang... dengan berat hati dan berfikiran sempit lelaki ini mengizinkan... dengan pelbagai2 alasan yang disajikan...

apa yang berlaku di tanah haram tidak lah diketahui.. akan tetapi setibanya di tanah air, berita yang mendukakan didengari.. insan itu mendapat penyakit dan harus menjalani pembedahan... segalanya allah yang tentukan.. ingatlah.. kejahatan kita di dunia ini adalah diri kita yang lakukan dan itu bukan urusan allah~~  akan tetapi kebaikan yang kita laksanakan itu semua adalah tugasan dari allah.. sesungguh nya allah swt amat menyangi mahluk ciptaan nya...

maka menderitalah sidia dan sampai sekarang lelaki ini masih tidak mengetahui akan apa yang berlaku selepas itu... apa pun lelaki ini tetap menghargai sidia dengan penuh harapan agar si dia sembuh dan boleh menjalani kehidupan yang sejahtera... insayallah.. :) wassalam.....

sederhana aku mencintai kamu...

Aku memandang kalender yang terletak di meja dengan kesal. Sabtu, 30 Maret 2002, hari ulang tahun perkawinan kami yang ketiga. Dan untuk ketiga kalinya pula Aa’ lupa. Ulang tahun pertama, Aa’ lupa karena harus rapat dengan direksi untuk menyelesaikan beberapa masalah keuangan perusahaan. Sebagai Direktur keuangan, Aa’ memang berkewajiban menyelesaikan masalah tersebut. Baiklah, aku maklum. Persoalan saat itu memang lumayan pelik.
Ulang tahun kedua, Aa’ harus keluar kota untuk melakukan presentasi. Kesibukannya membuatnya lupa. Dan setelah minta maaf, waktu aku menyatakan kekesalanku, dengan kalem ia menyahut,” Dik, toh aku sudah membuktikan cintaku sepanjang tahun. Hari itu tidak dirayakan kan tidak apa-apa. Cinta kan tidak butuh upacara…”
Sekarang, pagi-pagi ia sudah pamit ke kantor karena harus menyiapkan beberapa dokumen rapat. Ia pamit saat aku berada di kamar mandi. Aku memang sengaja tidak mengingatkannya tentang ulang tahun perkawinan kami. Aku ingin mengujinya, apakah ia ingat atau tidak kali ini. Nyatanya? Aku menarik napas panjang.
Heran, apa sih susahnya mengingat hari ulang tahun perkawinan sendiri? Aku mendengus kesal. Aa’ memang berbeda dengan aku. Ia kalem dan tidak ekspresif, apalagi romantis. Maka, tidak pernah ada bunga pada momen-momen istimewa atau puisi yang dituliskan di selembar kertas merah muda seperti yang sering kubayangkan saat sebelum aku menikah.
Sedangkan aku, ekspresif dan romantis. Aku selalu memberinya hadiah dengan kata-kata manis setiap hari ulang tahunnya. Aku juga tidak lupa mengucapkan berpuluh kali kata I love you setiap minggu. Mengirim pesan, bahkan puisi lewat sms saat ia keluar kota. Pokoknya, bagiku cinta harus diekspresikan dengan jelas. Karena kejelasan juga bagian dari cinta.
Aku tahu, kalau aku mencintai Aa’, aku harus menerimanya apa adanya. Tetapi, masak sih orang tidak mau berubah dan belajar? Bukankah aku sudah mengajarinya untuk bersikap lebih romantis? Ah, pokoknya aku kesal titik. Dan semua menjadi tidak menyenangkan bagiku. Aku uring-uringan. Aa’ jadi benar-benar menyebalkan di mataku. Aku mulai menghitung-hitung waktu dan perhatian yang diberikannya kepadaku dalam tiga tahun perkawinan kami. Tidak ada akhir minggu yang santai. Jarang sekali kami sempat pergi berdua untuk makan malam di luar. Waktu luang biasanya dihabiskannya untuk tidur sepanjang hari. Jadilah akumanyun sendiri hampir setiap hari minggu dan cuma bisa memandangnya mendengkur dengan manis di tempat tidur.
Rasa kesalku semakin menjadi. Apalagi, hubungan kami seminggu ini memang sedang tidak baik. Kami berdua sama-sama letih. Pekerjaan yang bertumpuk di tempat tugas kami masing-masing membuat kami bertemu di rumah dalam keadaan sama-sama letih dan mudah tersinggung satu sama lain. Jadilah, beberapa kali kami bertengkar minggu ini.
Sebenarnya, hari ini aku sudah mengosongkan semua jadual kegiatanku. Aku ingin berdua saja dengannya hari ini dan melakukan berbagai hal menyenangkan. Mestinya, Sabtu ini ia libur. Tetapi, begitulah Aa’. Sulit sekali baginya meninggalkan pekerjaannya, bahkan pada akhir pekan seperti ini. Mungkin, karena kami belum mempunyai anak. Sehingga ia tidak merasa perlu untuk meluangkan waktu pada akhir pekan seperti ini.
”Hen, kamu yakin mau menerima lamaran A’ Ridwan?” Diah sahabatku menatapku heran. ”Kakakku itu enggak romantis, lho. Tidak seperti suami romantis yang sering kau bayangkan. Dia itu tipe laki-laki serius yang hobinya bekerja keras. Baik sih, soleh, setia… Tapi enggak humoris. Pokoknya, hidup sama dia itu datar. Rutin dan membosankan. Isinya cuma kerja, kerja dan kerja…” Diah menyambung panjang lebar. Aku cuma senyum-senyum saja saat itu. Aa’ memang menanyakan kesediaanku untuk menerima lamaranku lewat Diah.
”Kamu kok gitu, sih? Enggak senang ya kalau aku jadi kakak iparmu?” tanyaku sambil cemberut. Diah tertawa melihatku. ”Yah, yang seperti ini mah tidak akan dilayani. Paling ditinggal pergi sama A’ Ridwan.” Diah tertawa geli. ”Kamu belum tahu kakakku, sih!” Tetapi, apapun kata Diah, aku telah bertekad untuk menerima lamaran Aa’. Aku yakin kami bisa saling menyesuaikan diri. Toh ia laki-laki yang baik. Itu sudah lebih dari cukup buatku.
Minggu-minggu pertama setelah perkawinan kami tidak banyak masalah berarti. Seperti layaknya pengantin baru, Aa’ berusaha romantis. Dan aku senang. Tetapi, semua berakhir saat masa cutinya berakhir. Ia segera berkutat dengan segala kesibukannya, tujuh hari dalam seminggu. Hampir tidak ada waktu yang tersisa untukku. Ceritaku yang antusias sering hanya ditanggapinya dengan ehm, oh, begitu ya… Itupun sambil terkantuk-kantuk memeluk guling. Dan, aku yang telah berjam-jam menunggunya untuk bercerita lantas kehilangan selera untuk melanjutkan cerita.
Begitulah… aku berusaha mengerti dan menerimanya. Tetapi pagi ini, kekesalanku kepadanya benar-benar mencapai puncaknya. Aku izin ke rumah ibu. Kukirim sms singkat kepadanya. Kutunggu. Satu jam kemudian baru kuterima jawabannya. Maaf, aku sedang rapat. Hati-hati. Salam untuk Ibu. Tuh, kan. Lihat. Bahkan ia membutuhkan waktu satu jam untuk membalas smsku. Rapat, presentasi, laporan keuangan, itulah saingan yang merebut perhatian suamiku.
Aku langsung masuk ke bekas kamarku yang sekarang ditempati Riri adikku. Kuhempaskan tubuhku dengan kesal. Aku baru saja akan memejamkan mataku saat samar-samar kudengar Ibu mengetuk pintu. Aku bangkit dengan malas.
”Kenapa Hen? Ada masalah dengan Ridwan?” Ibu membuka percakapan tanpa basa-basi. Aku mengangguk. Ibu memang tidak pernah bisa dibohongi. Ia selalu berhasil menebak dengan jitu.
Walau awalnya tersendat, akhirnya aku bercerita juga kepada Ibu. Mataku berkaca-kaca. Aku menumpahkan kekesalanku kepada Ibu. Ibu tersenyum mendengar ceritaku. Ia mengusap rambutku. ”Hen, mungkin semua ini salah Ibu dan Bapak yang terlalu memanjakan kamu. Sehingga kamu menjadi terganggu dengan sikap suamimu. Cobalah, Hen pikirkan baik-baik. Apa kekurangan Ridwan? Ia suami yang baik. Setia, jujur dan pekerja keras. Ridwan itu tidak pernah kasar sama kamu, rajin ibadah. Ia juga baik dan hormat kepada Ibu dan Bapak. Tidak semua suami seperti dia, Hen. Banyak orang yang dizholimi suaminya. Na’udzubillah!” Kata Ibu.
Aku terdiam. Yah, betul sih apa yang dikatakan Ibu. ”Tapi Bu, dia itu keterlaluan sekali. Masak Ulang tahun perkawinan sendiri tiga kali lupa. Lagi pula, dia itu sama sekali tidak punya waktu buat aku. Aku kan istrinya, bu. Bukan cuma bagian dari perabot rumah tangga yang hanya perlu ditengok sekali-sekali.” Aku masih kesal. Walaupun dalam hati aku membenarkan apa yang diucapkan Ibu.
Ya, selain sifat kurang romantisnya, sebenarnya apa kekurangan Aa’? Hampir tidak ada. Sebenarnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanku dengan caranya sendiri. Ia selalu mendorongku untuk menambah ilmu dan memperluas wawasanku. Ia juga selalu menyemangatiku untuk lebih rajin beribadah dan selalu berbaik sangka kepada orang lain. Soal kesetiaan? Tidak diragukan. Diah satu kantor dengannya. Dan ia selalu bercerita denganku bagaimana Aa’ bersikap terhadap rekan-rekan wanitanya di kantor. Aa’ tidak pernah meladeni ajakan Anita yang tidak juga bosan menggoda dan mengajaknya kencan. Padahal kalau mau, dengan penampilannya yang selalu rapi dan cool seperti itu, tidak sulit buatnya menarik perhatian lawan jenis.
”Hen, kalau kamu merasa uring-uringan seperti itu, sebenarnya bukan Ridwan yang bermasalah. Persoalannya hanya satu, kamu kehilangan rasa syukur…” Ibu berkata tenang.
Aku memandang Ibu. Perkataan Ibu benar-benar menohokku. Ya, Ibu benar. Aku kehilangan rasa syukur. Bukankah baru dua minggu yang lalu aku membujuk Ranti, salah seorang sahabatku yang stres karena suaminya berselingkuh dengan wanita lain dan sangat kasar kepadanya? Bukankah aku yang mengajaknya ke dokter untuk mengobati memar yang ada di beberapa bagian tubuhnya karena dipukuli suaminya?
Pelan-pelan, rasa bersalah timbul dalam hatiku. Kalau memang aku ingin menghabiskan waktu dengannya hari ini, mengapa aku tidak mengatakannya jauh-jauh hari agar ia dapat mengatur jadualnya? Bukankah aku bisa mengingatkannya dengan manis bahwa aku ingin pergi dengannya berdua saja hari ini. Mengapa aku tidak mencoba mengatakan kepadanya, bahwa aku ingin ia bersikap lebih romantis? Bahwa aku merasa tersisih karena kesibukannya? Bahwa aku sebenarnya takut tidak lagi dicintai?
Aku segera pamit kepada Ibu. Aku bergegas pulang untuk membereskan rumah dan menyiapkan makan malam yang romantis di rumah. Aku tidak memberitahunya. Aku ingin membuat kejutan untuknya.
Makan malam sudah siap. Aku menyiapkan masakan kegemaran Aa’ lengkap dengan rangkaian mawar merah di meja makan. Jam tujuh malam, Aa’ belum pulang. Aku menunggu dengan sabar. Jam sembilan malam, aku hanya menerima smsnya. Maaf aku terlambat pulang. Tugasku belum selesai. Makanan di meja sudah dingin. Mataku sudah berat, tetapi aku tetap menunggunya di ruang tamu.
Aku terbangun dengan kaget. Ya Allah, aku tertidur. Kulirik jam dinding, jam 11 malam. Aku bangkit. Seikat mawar merah tergeletak di meja. Di sebelahnya, tergeletak kartu ucapan dan kotak perhiasan mungil. Aa’ tertidur pulas di karpet. Ia belum membuka dasi dan kaos kakinya.
Kuambil kartu ucapan itu dan kubuka. Sebait puisi membuatku tersenyum.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Lewat kata yang tak sempat disampaikan
Awan kepada air yang menjadikannya tiada
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu. *

denial... tetap denial.. :)







cat~~ :)

Perkhemahan CAT Parlimen Batu Pahat 9-10 Julai di pantai Rekreasi Punggur
Hanya terbuka kpd 40 peserta CAT sahaja....keutamaan kpd peserta yg telah pergi kursus CAT pd tahun 2010 N 2011.....boleh roger dgn Pn Sanisah or Cik Radin Iekin (Unit Rakan Muda)
Umur 15 - 25 tahun..

KALI PERTAMA :) NIKMAT...

Malam itu bulan mengambang penuh 
Sejuk dan sunyi 
Seolah-olah merestui apa yang akan ku lakukan 
Namun jantungku berdebar kencang 

Aku tidak tahu bagaimana hendak memulakannya 


Sejak awal malam lagi aku sudah mula risau 
Pengalaman yang ada cuma dari cerita orang saja 
Dialah yang pertama bagiku 

Malam sudah hampir subuh 
Aku masih terpaku lagi 
Dapat kurasa kehangatan badannya di sisiku 
Orang lain semua masih tidur 
Kata orang inilah masa yang paling sesuai 
Sebelum subuh 
Sebelum matahari terbit 

Ahhhhhhhhh!! 
Aku lelaki 
Aku mesti boleh melakukannya 
Mesti mesti mesti 
Ku beranikan diri 
Ku pandang saja 
Dia diam saja 
Ku renung matanya 
Dia masih diam 
Aku tahu dia menunggu aku 
Akulah yang mesti melakukan 
Mesti mesti mesti 

Denyutan jantungku bertambah kencang 
Kuberanikan diri lagi 
Ku pegang kepalanya 
Dia masih diam 
Perlahan, ku raba belakangnya 
Oh! Dia bergerak 
Mungkin geli 
Denyutan jantungku tidak terkira lagi 

Ku pandang punggungnya yang bulat 
?besar? terlintas di fikiranku 
gatal di hatiku makin menjadi 
ku pegang punggungnya yang pejal 
ku dengar deru nafasnya 
jantungku hampir meletup kurasa 
geramku tidak tertahan lagi 
kini aku sudah nekad 
ku pegang susunya 
ohhhh! Alangkah lembutnya 
alangkah halus kulitnya 
ku ramas perlahan 
dia menoleh!! 
Hampir pengsan ku rasa 
Namun aku tahu aku sudah bersedia 
Dia tahu aku akan?.. 
Aku terus duduk 
Aku sudah tidak malu lagi 
Aku sudah tidak takut lagi 
Aku kangkangkan kedua kakinya 
Ku letakkan kedua tanganku pada susunya 
Besar dan penuh 
Ku ramas pelahan 
Lagi dan lagi 
Kini aku sudah tahu 
Kini aku sudah rasa 
Bagaimana seronoknya 
Memerah susu lembu...

ADA APA ENCIK... ? :)

Seorang penjual roti di langgar sebuah bas. Akibatnya, dia tercampak dari motor rotinya dan masuk ke dalam longkang.. 

Sementara itu rotinya bertaburan di atas jalan.. Sambil menyapu darah yang mengalir dari kepalanya.. dia terus merintih kesakitan. 

Tak lama kemudian datanglah pihak polis menghampirinya dan bertanya.. 

"Ada apa encik..? Ada apa ?" 

Dengan suara yang perlahan dan dengan merintih kesakitan.. penjual roti itu berkata, 

"Adaaaaaa rotii kejuuuuuuu ... Adaaaaaa rotii coklaaaattt ..."

KAHWIN :)

Suzy menyampaikan hasrat hatinya kepada bapanya untuk berkahwin dengan Robert, Jejaka pilihannya yang juga adalah jiran dan teman sepermainannya sejak kecil lagi. 

Suzy: Ayah, Robert melamar saya. Kami mahu berkahwin. 
Ayah: Apa? Tidak boleh! Kamu boleh berkahwin dengan sesiapa saja kecuali Robert. 
Suzy: Tapi mengapa? 
Ayah: (Separuh berbisik) Kerana Robert sebenarnya adalah abangmu. Tapi, jangan beritahu ibumu ye! 
Terkejut dengan jawapan itu, suzy pergi pula kepada ibunya. 
Suzy: Ibu, Ayah melarang saya berkahwin dengan Robert. 
Ibu: Tak usah dengar cakap ayah kamu tu. Kamu boleh kahwin dengan sesiapa yang kamu suka termasuk Robert. 
Suzi: Tapi kata ayah, Robert itu abang saya. Adik beradik kan tak boleh kahwin. 
Ibu: (Separuh berbisik) Hmmm.... Ayah kamu pun tak tahu kamu bukan anaknya. 
Suzy: Ha!!??!!

TIDAK AKN DI HUKUM

Murid : Cikgu, apakah orang boleh dihukum untuk sesuatu yang belum 
dibuatnya ? 
Guru : Oh, semestinya tidak. Orang hanya boleh dihukum untuk perbuatan 
yang telah dilakukannya. 
Murid: Syukurlah, Cikgu. Saya belum membuat latihan yang diberi oleh cikgu semalam.

Sunday, June 19, 2011

BURUNG KAKAK TUA :)

Di sebuah kedai menjual burung, terdapat 2 ekor burung kakak tua. Kedua 
burung itu berbeza, yang satu suka bernyanyi dan yang satunya lagi hanya 
diam saja, datang seorang lelaki ingin membeli burung kakak tua. Ia berkata 
kepada si penjual burung. 

Pembeli : Berapa harga burung kakak tua ini...?? 
Penjual: Kalau yang suka menyanyi itu RM500, sedangkan yang diam 
itu RM1000. 
Pembeli: Ahhh...?? Kenapa yang suka menyanyi lebih murah dari yang diam. 
Penjual: Yaa... memang berbeza, yang berharaga RM1000 itu ialah pencipta lagunya.

MAMAK OH MAMAK... :)

Suatu hari sedang Ali minum teh di gerai Mamak yang biasa dikunjunginya, tiba-tiba Mamak gerai tersebut bersorak gembira dan terus datang kepadanya. 

Ali : Apa yang suka sangat Mamak ni? 

Mamak: Saya bini juga surat India mari. 

Ali: Apa dia cakap? Tentu good news.... 

Mamak: Dalam dia punya surat ada cakap sudah beranak. New baby! 
Ayo.... saya banyak suka hati la. Saya belanja awak free minum jugak! 

Ali: Tahniah! Mamak. Ini kena balik India cepat ni? 

Mamak: Ya la, saya sudah tiga tahun tarak balik. 

Ali: ?????????????

Shampoo, Sabun dan Ubat Gigi Baba

Seorang salesman sedang mempromosikan produk perusahaannya kepada seorang pelajar kolej. Dia menanyakan pertanyaan tentang produk yang dipakai pelajar tersebut.

“Sabun mana yang anda gunakan selama ini?”

Pelajar tersebut dengan selamba menjawab, “Sabun Baba.”

“Kalau deodorant, deodorant mana yang anda gunakan?”

“ Deodorant Baba,” jawab pelajar itu.

“Minyak wangi?”

“Minyak Wangi Baba.”

“Shampoo?”

“Shampoo Baba.”

Akhirnya dengan kecewa si salesman bertanya lagi, “Ok, apakah jenama Baba ini jenama tempatan atau luar negara kerana saya belum pernah dengar? Siapa tahu Anda selama ini memakai produk yang tidak sihat.”

Pelajar itu menjawab, “Bukan jenama tempatan atau luar negara. Baba itu rakan sebilik saya.”

ANJING PINTAR ;)

Dua orang perempuan sedang bercerita tentang anjing-anjing mereka.

Keduanya saling membesar-besarkan cerita mengenai kepintaran binatang peliharaan mereka.

Perempuan 1: “Anjing aku hebat betul. Tiap pagi, dia tunggu penjual akhbar, anjing aku akan membawa akhbar tersebut ke tempat aku sedang bersarapan.”

Perempuan 2: “Ya, aku tahu tu.”

Perempuan 1: (hairan) “Dari mana kau tahu?”

Perempuan 2: “Anjing aku yang cerita.”

KASIH SUAMI PADA ISTERI ;)

Pak Mat adalah seorang penduduk sebuah pondok di Selatan Thailand. 
Pada pertengahan bulan Mei yang lalu isterinya yang bernama Maznah telah 
meninggal dunia kerana diserang penyakit jantung. 

Pak Mat yang berusia menjangkau empat puluhan telah diperhatikan oleh 
jiran-jirannya agak luar biasa iaitu beliau telah pergi ke kubur 
isterinya sebanyak tiga kali sehari. Pak Mat pergi pada waktu pagi, 
tengah hari dan petang untuk menyiram kubur isterinya lebih dari dua 
minggu secara berterusan. Ada setengah dari jiran dan penduduk tempatan 
beranggapan Pak Mat begitu cintakan isterinya. 

Seorang saudaranya yang terdekat telah berkata, "Awak ni terlalu sangat 
cintakan isteri sehingga sanggup berbuat demikian, yang mana tak ada 
siapa lagi di kampung ini buat begitu." Pak Mat menjawab, "sebenarnya 
sebelum Maznah hendak menghembuskan nafas yang terakhirnya, beliau 
telah berpesan kepada saya, kalau hendak kahwin pun tunggulah sehingga 
rumput di kuburnya tumbuh dahulu." 

" Oleh yang demikian saya terpaksa siram kuburnya supaya rumput cepat tumbuh......" 

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More